Kamis, 12 Januari 2017

IMAM BESAR ITU ANEH DAN MENGADA-ADA





Bandung, (AnsorJabar Online),-
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Yaqut Cholil Qoumas, seperti dilansir Viva.co.id,  menolak Muhammad Rizieq Shihab sebagai Imam Besar umat Islam di Indonesia sebagai sesuatu yang mengada-ada, karena Islam tidak mengenal konsep imam besar.

Senada dengan Ketua Umum PP GP Ansor, Ketua Majlis Dzikir Rijalul Ansor Jawa Barat, H. Anwar Nasihin mengatakan bahwa Islam tidak mengenal hirarki seperti halnya dalam Katolik dengan Paus di Vatikan dan para Uskup di keuskupan-keuskupan.

Menurut H. Anwar Nasihin yg juga Pengasuh Ponpes Raudlatut Tarbiyyah Liunggunung Purwakarta, jika ide tentang imam besar benar adanya, akan menjadi aneh karena Islam mengajarkan kesetaraan dengan tetap saling menghargai berbagai pandangan dan tafsir.
“Dalam Islam, apalagi Islam Indonesia, sanad keilmuan para kiai dan pesantren itu jelas nyambung dari kiai dan pesantren besar sampai imam-imam masjid, sehingga imam besar tidak diperlukan dan justru jadi aneh”, tandasnya. Lebih jauh dia mengatakan bahwa Hadratus Syaikh Hasyim Asyari yang mampu menggerakkan Resolusi Jihad saja tidak pernah menganggap diri beliau sebagai imam besar ummat Islam.

“Hadratus Syaikh Hasyim Asyari memberikan contoh yang baik bagaimana beliau tetap menghormati KH. Ahmad Dahlan, dan kiai pejuang lainnya tanpa merasa harus berada di atas semua”, pungkasnya.

Pendapat senada juga dikemukakan oleh KH. Faris elt Haque Buntet Cirebon yang khawatir bahwa gagasan imam besar adalah pintu masuk dari gagasan tentang seorang khalifah dari para pengusung khilafah Indonesia.
“Gagasan imam besar ini adalah semacam gagasan eskatologis seperti halnya ketika ada orang mengaku sebagai Imam Mahdi dan semacamnya namun dengan cara yang lebih halus”, kata Gus Faris.

Sementara itu Ketua PW GP Ansor Jabar, Deni Ahmad Ahmad Haidar sepakat dengan apa yang dikemukakan Gus Yaqut. Menurutnya tidak perlu membuat gagasan aneh-aneh yang ujungnya hanya untuk kekuasaan belaka.
“Imam itu cukup di rumah, tajug, masjid, memastikan bahwa keluarganya baik, tetangganya makmur”, jelasnya. Lebih jauh Ketua PW Ansor mengatakan bahwa lebih baik kita menggagas bagaimana membikin kapal besar untuk nelayan, lumbung besar untuk petani dan semacamnya dari pada membincang tentang imam besar yang tidak ketemu konteksnya.[Moch]